Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 07 Juli 2011

Pencak Silat Jokotole



PPS JOKOTOLE
"PERGURUAN PENCAK SILAT JOKOTOLE"



Kamal, Kabupaten Bangkalan, menjadi semakin sepi setelah sebagian besar arus transportasi melalui feri Ujung-Kamal beralih lewat Jembatan Suramadu sejak setahun lalu. Namun, dari sisi barat Pulau Madura inilah ribuan pendekar pencak silat besutan Suhaimi Salam bermunculan.Dalam prestasi pencak silat, atlet asal Kamal tidak bisa dipandang sebelah mata. Kamal telah menelurkan ratusan gelar juara pencak silat tingkat regional, nasional, dan internasional.Prestasi pencak silat Kamal terwujud lewat keberadaan Perguruan Pencak Silat Jokotole atau PPS Jokotole. Berdiri pada 21 Maret 1976, PPS Jokotole yang dipelopori Suhaimi telah berkembang hingga memiliki sekitar 30.000 murid.Hanya berbekal rasa kekerabatan, PPS Jokotole asuhan Suhaimi itu memiliki 16 kepengurusan daerah (pengda) di 16 provinsi se-Indonesia. Semua pengda membawahi 66 cabang, baik di kabupaten maupun kota. Bahkan, mulai tahun 1984 muncul perwakilan istimewa (perwis) PPS Jokotole di Belanda yang tersebar di empat cabang.

Suhaimi bercerita, tumbuhnya perwis PPS Jokotole di Belanda bermula dari upaya Gubernur Jawa Timur periode 1967-1976 Moehammad Noer. Tahun 1980 Noer memperkenalkan budaya Jatim lewat silat madura yang dikemas dalam film dokumenter kepada Duta Besar Perancis.Film dokumenter tentang pencak silat madura itu kemudian dibawa Noer ke berbagai negara di Eropa. Dari melihat film dokumenter itu, 13 pemuda setempat rupanya terpicu ketertarikannya untuk menelusuri lebih lanjut tentang pencak silat madura.Tahun 1982, sebanyak 13 pemuda Eropa datang ke Kamal, Bangkalan, untuk membuktikan keberadaan PPS Jokotole. Setelah itu, pada tahun 1984, salah satu peserta asal Belanda, Glen Pennock, datang kembali ke Kamal. Kali ini dia berguru pencak silat kepada Suhaimi.Pennock-lah yang kemudian membuka perwakilan pencak silat di negaranya hingga memiliki 640 murid. Tahun 2002 Pennock pindah ke Amerika Serikat. Di sini dia juga membuka cabang PPS Jokotole di Chicago dan New York.

Tahun 2005, dibuka pula perwakilan PPS Jokotole di Selangor dan Kuala Lumpur, Malaysia, yang dimotori Muntazar, tenaga kerja Indonesia asal Bangkalan.”Selama ini kami tidak pernah melakukan promosi apa pun. Siapa pun yang datang ke sini (PPS Jokotole) untuk mendaftar, pasti kami terima,” kata Suhaimi. Selama ini, semua perkembangan terkait dengan pencak silat madura tersebut terkomunikasikan dengan PPS Jokotole di Kamal, Bangkalan, lewat surat elektronik.”Website kami memang tidak punya. Justru perwis kami yang berada di Belanda memiliki website, yaitu JOKOTOLE BELANDA

Berbagai kejuaraan Sejak berdiri tahun 1976 hingga sekarang, PPS Jokotole setidaknya telah menyabet 520 gelar juara pertama kedua, ataupun ketiga untuk tingkat regional, nasional, hingga internasional. Jika seluruh prestasi dihitung, PPS Jokotole telah mengumpulkan ribuan tanda prestasi dengan berbagai bentuk, mulai dari piala, medali, hingga piagam penghargaan.Perjalanan selama puluhan tahun dengan segudang prestasi itulah rupanya yang membuat nama PPS Jokotole menjadi tak asing dalam wadah Seluruh prestasi PPS Jokotole itu tidak lepas dari besutan ”tangan dingin” Suhaimi Salam. Pria itu sejak berusia muda telah meraih segudang penghargaan dalam berbagai kejuaraan.Dalam kurun waktu antara tahun 1966 dan 1976, Suhaimi berturut-turut menyabet gelar juara pertama dalam berbagai kejuaraan pencak silat tingkat regional dan nasional. Prestasi Suhaimi kemudian mencapai puncaknya ketika dia meraih juara pertama pada kejuaraan dunia pencak silat seni di Vienna, Austria, tahun 1986. Kepiawaian Suhaimi dalam pencak silat juga terukir dari ”kegilaannya” berguru ilmu silat di berbagai tempat. Dengan berlandaskan ilmu silat tradisional madura, dia kemudian mendalami ilmu pencak silat dari berbagai daerah lain di luar Madura.Suhaimi kemudian memadukan pencak silat madura dengan ilmu silat dari tempat lain, seperti silat bawean, silat padang, silat melayu, silat gorontalo, hingga silat sunda. Inilah rupanya yang membuat pengajaran pencak silat di PPS Jokotole memiliki ciri khas tersendiri.

Untuk menghidupi organisasi, PPS Jokotole tidak memiliki sumber dana khusus. Berjalannya perguruan yang mengambil nama salah seorang pahlawan Madura pada zaman Majapahit ini hanya mengandalkan sumbangsih sukarela dari para mantan murid perguruan. ”Kami tidak menarik iuran sepeser pun dari anggota. Sekarang ini, minat anak muda pada pencak silat semakin hilang. Jika mereka masih harus membayar, tidak ada yang mau datang ke perguruan,” kata Suhaimi, yang sejak masih kanak-kanak tertarik pada pencak silat.Sebagai organisasi yang menyumbang segudang prestasi di tingkat nasional ataupun internasional, PPS Jokotole pun tidak pernah mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Namun, roda organisasi perguruan pencak silat itu bisa terus bergulir.Meski berbekal anggaran yang minim, para murid PPS Jokotole tidak keberatan untuk memberi pelajaran ekstrakurikuler pencak silat di beberapa sekolah di sekitar Madura, bahkan sampai Surabaya. Suhaimi berharap, lewat pengajaran di sekolah-sekolah itulah pencak silat akan kembali diminati orang, terutama kaum muda. Di sisi lain, kaum muda di Kecamatan Kamal pun relatif sulit diharapkan tertarik pencak silat karena sebagian dari mereka harus keluar dari Kamal guna melanjutkan pendidikan formal.Oleh karena itulah, Suhaimi pun berangan-angan untuk mendirikan sekolah menengah atas yang di Kecamatan Kamal jumlahnya sangat terbatas.”Di Kamal sudah ada empat sekolah menengah pertama, tetapi hanya ada satu sekolah menengah atas. Jadi, anak muda Kamal yang mau melanjutkan pendidikan formalnya harus keluar dari Kamal, bahkan mereka sampai harus melanjutkan ke SMA di Surabaya,” tutur Suhaimi prihatin.
***
SUHAIMI SALAM 


• Lahir: Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 4 Agustus 1952
• Istri: Dwi Setiyaningsih
• Anak:
1. Agus Bindara Suhaimi
2. Andhi Jaka Suhaimi
3. Syarief Hidayatullah Suhaimi
4. Ayu Kusumastuti Suhaimi

• Pendidikan:
- SD Kamal, Bangkalan
- Sekolah Teknik Kamal, Bangkalan (tak tamat)

• Prestasi:
- Juara I Kejuaraan Pencak Silat Seni Bangkalan, 1966, 1967,1968, 1970
- Juara I Kejuaraan Sabung Bebas se-Madura, 1973
- Juara I Pencak Silat Olahraga di Semarang, 1975
- Juara I Pencak Silat Olahraga di Jakarta, 1976
- Juara I Pencak Silat PON Ke-IV di Jakarta, 1977
- Juara I Pencak Silat Invasi Tiga Negara di Singapura, 1980
- Juara I Kejuaraan Dunia Pencak Silat Seni di Vienna, Austria, 1986
- dll -

JOKOTOLE BELANDA


Pada awal tahun 80-an, Glenn Pennock seorang Eurasia yang menetap di Belanda menghubungi Jokotole. Pada saat itu Glenn telah menguasai pencak silat aliran Derosemo. Aliran ini berasal dari Surabaya dan banyak kesamaannya dengan gaya pencak silat Madura. Dewan pengurus jokotole baru saja memutuskan untuk menjalin hubungan Internasional. Setelah tiga masa latihan Glenn diperkenankan untuk mewakili Jokotole di Eropa. Di antara murid-muridnyanya, Paul Rovers adalah seorang murid yang telah berlatih pencak silat sejak 1976. Paul mengunjungi Madura untuk pertama kalinya pada tahun 1987 untuk berlatih d Akademi Jokotole. Beberapa murid mengikuti pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1994, Glenn berhenti berlatih Pencak Silat dan Paul menjadi aliran resmi dari Poras Jokotole. Dia mempunyai hubungan yang baik dengan akademi utama di Madura dan setiap tahunnya, murid dari Belanda mengunjung pulau Madura untuk berlatih. Jokotole Belanda
Pada tahun 1988, dalam sebuah pertandingan olah raga di Belanda , Kelompok Jokotole Belanda meraih tempat ketiga dan juga dalam seni. Setelah itu jokotole Belanda memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pertandingan-pertandingan lagi. Akan tetapi dalam dua tahun terakhir, Jokotole telah turut serta dalam beberapa kompetisi dan berhasil menjuarai lebih dari 15 kejuaraan.
Akademi utama Jokotole berada di Haarlem. Jokotole adalah salah satu akademi di Belanda yang mempunyai pusat pelatihannya sendiri. Metode pengajaran Belanda adalah metode tradisional sebagaimana halnya di Indonesia.

Atribut / Lambang Jokotole



PPS JOKOTOLE
Ini adalah nama dari seorang pahlawan legendaris Madura yang hidup sekitar enam ratus tahun yang lalu. Sejak masa kecilnya Jokotole meghadapi banyak pertualangan dimana dia mengalahkan musuh-musuhnya dengan keahlian tarungnya, kebijaksanaannya, dan ilmu gaibnya. Dia membebaskan orang-orang Madura dari orang-orang China dan Bali, dan orang-orang kemudian memilihnya sebagai penguasa pulau mereka.

Cambuk
Cambuk ajaib Jokotole adalah salah satu atribut yang digunakannya untuk mengalahkan kesaktian penguasa China. Dalam pertarungan kerbau Madura yang populer, cambuk masih digunakan. Hal ini telah menjadikan cambuk sebagai lambang identitas orang Madura.

Pintu (Gapura)
Gapura ini menyimbolkan usaha para murid untuk mencapai kesempurnaan jiwa dan raga. Gapura ini sangat penting dalam salah satu petualangan Jokotole. Jokotole dapat mencapai tujuannya hanya dengan pengorbanan penuh.

Tangga
Untuk mencapai kesempurnaan, murid harus melewati lima tingkatan. Setiap tingkat mempunyai warnanya tersendiri. Sabuk yang dikenakan murid menunjukan tahap kemajuaanya. Kelima tahap berhubungan dengan panca indera dan tahap keenam menuju ke kesempurnaan.

Wicaksana
Terjemahan bebas dari pepatah kuno sansekerta ini berarti “Bersatu kita teguh”. Ini menunjukan solidaritas bersama antara para murid dan perguruan.

Perguruan Olah Raga Silat
Karena Jokotole sebagai aliran berperan penting bagi perkembangan pencak silat masa kini di Indonesia, maka Jokotole adalah satu dari beberapa aliran yang mendapat status sebagai akademi(Perguruan).


Pelajaran Isi
Dalam Pencak Silat Poras Jokotole aspek berikutnya dibedakan:

Pelajaran diatur sehingga setiap aspek dilakukkan.
Ini berarti:
- Latihan untuk memperbaiki kondisi badan
- Latihan untuk meregangkan badan
- Latihan jatuh
- Bertanding
- Latihan pukul dan latihan tendang (dasar)

Bela diri dibagi dalam tiga bentuk:
- Tangkis
- Latihan dasar
- Bela diri berseni

Maksudnya latihan seni ialah menjamin ciri tradisional pencak silat. Seni itu diperlakukkan dalam aspek lain, tapi dilatih tersendiri juga:
- Bentuk Lanka (menjalani bermacam-macam sikap tempur diganti dengan teknik)
- Dasar (melakukkan kombinasi pukul dan tendang berseni)
- Bela Diri (melakukkan teknik bela diri berseni)


Sejak permulaan muridnya diperkenalkan dengan adat tradisional dan perbuatan yang mengalir terus dari cara lain orang Madura menganggap dunia. Selain itu, latihan yang bertujuan berlatih setiap perasaan kalau ada keadaan bahaya dilakukkan sering juga. Teknik pernafasan diperhatikan sering juga untuk sama sekali bersantai jiwa dan memperbaiki konsentrasi.

Karena Poras Jokotole adalah aliran tradisional yang mempunyai hubungan erat dengan sekolah pusat di Indonesia, muridnya diberitahu ilmu tentang negerinya, kebudayaannya, dan bahasanya.


JOKOTOLE SURABAYA


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Silat Indonesia